Jumat, 15 Mei 2015

PPT PENYULUHAN E2 :)


CARA PEMBUATAN

1. Dibuat Adonan

2. Dibentuk sesuai keinginan
3. Dikeringkan
4. Dibakar
5. Diwarnai

Keramik dari Sludge :)





Pemanfaatan Sludge Menjadi Keramik

Sludge yang merupakan bahan keluaran sisa proses pembuatan biogas yang berupa lumpu, biasa dibuang langsung ke sungai oleh kebanyakan masyarakat peternak. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan pendangkalan pada sungai dan menyebabkan peluapan debit air.




SLUDGE

Bahan keluaran dari sisa proses pembuatan biogas yang bentuknya berupa lumpur (Nugroho, 2006).

                                                                         
Gambar 1. Sludge Biogas

Selasa, 12 Mei 2015

Pemanfaatan Sludge Menjadi Souvenir Khas Kota Malang sebagai Solusi Mengatasi Limbah Biogas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menaruh perhatian lebih pada bidang peternakan khususnya ternak ruminansia. Setiap tahun populasi sapi di Jawa Timur terus meningkat dan  memberikan efek positif terhadap perekonomian masyarakat Jawa timur. Selain memberikan efek positif, Industri peternakan pun memberikan efek negatif salah satunya pada lingkungan.
Desa Pandesari merupakan salah satu desa di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Pandesari adalah mayoritas bekerja sebagai petani sayur dan peternak sapi perah. Peternak sapi perah dipelihara secara tradisional di sekitar tempat tinggal. Setiap hari peternakan sapi perah tersebut menghasilkan limbah berupa feses yang kemudian dimanfaatkan oleh para peternak menjadi biogas. Pada sistem biogas tersebut juga masih menimbulkan permasalahan karena limbah sisa biogas yang berupa lumpur (sludge) dibuang di aliran sungai dan membuat sungai menjadi dangkal dan menimbulkan air sungai meluap ketika hujan.
Selama ini dalam penyelesaian limbah biogas ini belum ada solusi penyelesaiannya dikarenakan dilihat dari segi kondisi masyarakatnya, masyarakat Desa Pandesari tinggal di area yang cukup sempit dan tidak ada lagi lahan untuk membuang limbah biogas tersebut.
Oleh karena itu, penulis bermaksud memanfaatkan limbah biogas (sludge) tersebut menjadi suatu kerajinan khas keramik yang kemudian akan dijadikan souvenir khas kota Malang. Harapannya dengan adanya inovasi ini bisa menjadi solusi penanganan limbah biogas serta meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.


1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan pemanfaatan sludge menjadi kerajinan khas Kota Malang dalam  upaya mengatasi limbah sludge di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kota Malang.
1.3  Tujuan
a.         Sebagai suatu bentuk kontribusi mahasiswa dalam memajukan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
b.         Pelatihan pemanfaatan sludge menjadi kerajinan keramik diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat.
1.4  Manfaat
Adapun manfaat  yang bisa diperoleh dari program ini diantaranya adalah sebgai berikut:
a.             Lingkungan
-       Mengatasi permasalahan terhadap banyaknya limbah biogas di Desa Pandesari yang selama ini langsung dibuang ke sungai
-       Mengatasi permasalahan pendangkalan sungai
b.             Masyarakat
-       Memberikan alternatif usaha kreatif guna meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Pandesari
-       Memberikan pemahaman dan edukasi terhadap upaya penanganan limbah



BAB II
GAMBARAN  UTAMA PENYULUHAN
2.1   Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki daerah-daerah pertanian dan peternakan yang menyebar di penjuru daerah. Terutama Dusun Sebaloh Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah yang berada di daerah dataran tinggi. Sapi perah yang banyak jumlahnya ini menghasilkan limbah kotoran ternak (fases) yang melimpah. Satu ekor sapi perah dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg kotoran tiap harinya Rahayu (2009). Selama ini, limbah tersebut dijadikan biogas,tetapi dari penggunaan biogas tersebut juga menghasilkan limbah  (sludge) yang tanpa dilakukan pengolahan dan di buang ke aliran selokan peternak yang kemudin menuju ke sungai-sungai kecil sekitarnya, dampak dari limbah (sludge) tersebut akan mengendap dialiran sungai yang dapat mengakibatkan peluapan debit air. Limbah biogas adalah bahan keluaran dari sisa proses pembuatan biogasbentuknya  berupa  lumpur  (sludge) menurut Nugroho (2006). Oleh karna itu perlu dislenggarakan suatu upaya penyuluhan tentang pengolahan limbah (sludge) tersebut.
Selain  itu,  dari  aspek  sosiokultural  penerapan  teknologi  baru kepada masyarakat merupakan suatu tantangan  tersendiri  akibat  rendahnya  latar  belakang  pendidikan,  pengetahuan  dan  wawasan  yang  mereka miliki. Begitu juga  dengan penerapan teknologi pengolahan limbah (sludge) Pratama (2014). Dalam praktiknya, limbah keluaran degester biogas hanya dibuang begitu saja  dan hanya  sebagian orang yang memanfaatkannya. Sisa dari pengeluaran degester berupa lumpur (sludge) dapat  digunakan  sebagai  kerajinan souvenir maupun dijadikan pupuk, pemanfaatan  lumpur keluaran  biogas  ini  dapat  memberikan  keuntungan  untuk menekan biaya produksi pakan maupun konsentrat yang semakin hari semakin meningkat. Adapun  tujuan  dari  kegiatan pengolahan ini adalah: (1) memberi masukan kepada  masyarakat  tentang  pemanfaatan  limbah  biogas  dari  kotoran ternak bagi kepentingan  masyarakat petani  dan  peternak;  (2)  memberikan  informasi  kepada  masyarakat tentang  aspek  sosio-kultural  penerapan  teknologi pengolahan limbah  biogas  dalam  rangka  perintisan  wirausaha  baru;  dan (3) mengkaji prospek penerapan teknologi pengolahan limbah biogas yang  terkait  dengan  aspek community developmentuntuk jangka yang lebih panjang.
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Mayoritas mata pencarian masyarakat di Dusun Sebaloh Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang bekerja sebagai peternak sapi perah.Salah satu kendala dalam peternakan sapi perah di Dusun Sebaloh adalah masalah limbah kotoran sapi (fases) maupun limbah biogas (sludge) yang rata – rata dibuang ke selokan. Limbah (sludge) yang dibuang sangat erat kaitanya dengan pencemaran/peluapan debit air yang ada di sungai-sungai sekitar, sehingga menimbulkan penyumbatan air yang akan di alirkan ke sawah-sawah. Selain itu warga masyarakat dusun tersebut pun belum pernah ada yang melakukan pengolahan limbah yang berupa dijadikan pupuk maupun dijadikan kerajinan souvenir.Sehingga perlu adanya suatu program penyuluhan yang mengajarkan beberapa metode/inovasi untuk pengolahan limbah tersebut.
Permasalahan yang ada di peternakan tersebut yaitu berupa limbah sapi yang berupa (fases) maupun limbah biogas (sludge) yang belum dilakukan pengolahan secara maksimal.Menurut Mudjalipah (2014). Suatu  usaha  pengolahan  dapat  berjalan  lancar  jika  didukung  dengan  bahan  baku  dan bahan pendukung dalam jumlah tertentu. Tersedianya bahan baku secara stabil merupakan salah satu syarat agar suatu usaha pengolahan dapat beroperasi secara lancar dari segi teknik maupun finansial. Dari keterangan tersebut bisa disimpulkan bahwa bahan baku dari dusun tersebut sudah cukup yang berupa limbah fases maupun sludge sehingga dapat dilakukan pengolahan.Tetapi yang dipermasalah kansaat ini yaitu dari bahan pendukung yang berupa ide/inovasi mapun dari segi finansialnya.Dari pemasalahan tersebut bisa diberikan gambaran solusinya yaitu yang berupa bahan pendukung dengan cara mengoptimalkan limah gas (sludge) menjadi kerjinan tangan khas Malang, kemudian untuk limbah (fases) bisa dijadikan pupuk sebagai pengganti pupuk ayam. Sedangkan untuk segi finansialnya kita bisa mengajukan proposal kewirausahaan kepada pemerintah setempat,ataupun meminta untuk dilakukanya program penyuluhan.
Masyarakat yang dijadikan sebagai  target sasaran program penyuluhan ini adalah para peternak dan masyarakat yang sudah/mau akan menggunakan biogas dari Dusun Sebaloh Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Mengapa masyarakat tersebut dan para peternak yang dijadikan sasaran program penyuluhan karena masyarakat yang ada didusun sebaloh ini mayoritas mata pencarianya adalah peternak sekaligus petani. Pemilihan  sasaran kegiatan ini diambil dengan pertimbangan  mereka  dapat  memberikan informasi  tentang  penerapan  teknologi pengolahan limbah yang maksimal yang  mereka  miliki  kepada keluarga, tetangga maupun peternak sapi lain di sekitar dusun sebaloh.Sehingga bisa mengatasi/memperkecil permasalahan yang mengenai limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar dan dapat menekan jumlah produksi kebutuhan pakan/konsentrat dari hasil pengolahan tersebut.


BAB III
METODE PENYULUHAN

3.1 Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan program ini melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a.         Survey lokasi
Kegiatan ini ditujukan untuk pengamatan kondisi dan potensi daerah peternakan yang akan diadakan penyuluhan dan pelatihan, serta melakukan interaksi awal dengan masyarakat di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kota Malang.
b.        Konsolidasi dengan pihak terkait
Kegiatan ini merupakan pengenalan dan konsolidasi kepada pihak-pihak terkait guna terlaksananya kegiatan penyuluhan. Dimulai dari perizinan di tingkat Kepala Desa hingga ke Kelompok peternak.
c.         Sosialisasi I: Penyuluhan teoritis
Kegiatan ini dilakukan  setelah konsolidasi dengan pihak terkait telah tercapai. Penyuluhan teknis dilakukan dengan memberikan  pemahaman secara teoritis cara mengolah sludge menjadi kerajinan keramik.
d.        Persiapan teknis
Kegiatan ini akan disiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses pembuatan kerajinan keramik berbahan sludge.
e.         Sosialisasi II: Pelatihan dan pemberdayaan masyarakat
Dilakukan pelatihan pembuatan kerajinan keramik berbahan dasar sludge
f.         Monitoring
Dilakukan evaluasi terhadap kegiatan proses pembuatan keramik berbahan dasar sludge.
g.        Sosialisasi III: Pemasaran
Kegiatan ini dilakukan dengan  menjalin kerjasama dengan pusat oleh-oleh yang berada di Kawasan wisata Kota Malang
h.        Monitoring pemasaran
Dilakukan pengecekan terhadap kuantitas barang yang terjual.
i.        Evaluasi Akhir
Dilakukan evaluasi terhadap kegiatan produksi maupun pemasaran.

3.2 Gambaran Teknologi
            Keramik yang akan diproduksi berbahan dasar sludge dan tanah liat dengan perbandingan 1:1. Adapun proses pembuatannya adalah sebgai berikut:

1. Dibuat Adonan

 2. Dibentuk sesuai Keinginan
 3. Dijemur
 4. Dibakar
 5. Diwarnai


Gambar 1. Metode Pembuatan

3.3 Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Waktu
Bulan ke-1
Bulan ke-2
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Survey Lokasi








2
Konsolidasi dengan pihak terkait








3
Penyuluhan teoritis








4
Persiapan teknis








5
Pelatihan pembuatan  








6
Monitoring








7
Pemasaran








8
Monitoring pemasaran








9
Evaluasi









3.4 Media Penyuluhan
            Media penyuluhan yang digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut:
a.      LCD
b.      Praktek langsung






DAFTAR PUSTAKA
Mudjalipah Siti,Salundik Dohong, Ani Suryan, Amalia Fitria.2014. Pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi biogas menggunakan digester dua tahap pada berbagai konsentrasi palm oil-mill effluent dan lumpur aktif. Agritech, Vol.34, No. 1
Nugroho Rudi,Ikbal.2006. pengolahan sludge dengan proses biologis anaerobik.jurnal teknologi lingkungan.P3TL-BPPT. 7(1).80-89
Pratama Dani Putra, Bambang Susilo, Wahyunanto Agung Nugroho,  dan Ary Mustofa Ahmad.2014.Analisis Finansial Pengolahan Limbah Biogas Menjadi Pellet Ikan dan Pupuk Organik Cair. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.Vol. 2 No. 1. 53-64
Rahayu Sugi, Dyah Purwaningsih, dan Pujianto.2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Inotek. Volume 13. Nomor 2